Saturday, February 16, 2013

Menyesal ? Bertahan ?


Kenapa aku harus menyesal ? dan kenapa aku harus bertahan ?
Seusai 3 Januari 2013 itu ... hari-hari yang ku lalui tak semudah apa yang ada di bayanganku. Kenyataan yang begitu berbeda di depan mataku. Melupakanmu adalah bagian sulit dari lembaran ini. Tetapi mempercayai bahwa orang yang sangat ku cintai adalah orang yang menghancurkan aku adalah hal tersulit.

Untuk Mas Eros di surga,

Hi Pahlawanku yang tertidur pulas disana. Kau baik-baik saja bukan ? aku yakin kau akan selalu baik-baik saja. Kau ada dalam pangkuan terhangat Tuhan. Hi Kenangan terindahku. Terimakasih untuk pelajaran ini. Tanpa kepergianmu, aku tak akan pernah mengerti dan memahami. Aku masih adik kecilmu yang penuh dengan keegoisan. Aku masih adik kecilmu yang selalu membabi buta penuh amarah ... hanya kini, tak ada lagi dirimu yang mengalah. Tak ada  lagi dirimu yang menggiring amarahku dengan ketulusan dan kesabaran. Ya, karena kau telah jauh pergi kesana. Menuju kehidupanmu yang abadi. Mas, terimakasih kau telah menyembuhkan luka terdalam itu sampai luka itu benar-benar tertutup rapat. Dan butuh 7 tahun untuk membuka luka itu kembali ... dan sesakit ini. Kemana aku harus berlari mencari orang sepertimu ? yang begitu ikhlas menjadi tumpuan dalam segala ketidaktahuanku, amarahku, kerapuhan, segala kebencian yang membenam kehidupanku. Karena 1 kesadaramu, yang tak dimiliki semua orang yang ada di kehidupanku. Kau benar-benar mengetahui, siapa aku. Kau tahu kapan kau harus menghadapi sesuatu yang itu bukan aku yang sebenarnya. Hanya dengan memelukku. Bukan mencaciku. Bukan meninggalkanku. Dalam pelukan itulah aku menangis ... aku begitu menyadari aku bukan diriku, tapi kebencian yang menguasaiku. Kau selalu menemukan jalan untukku, untuk kembali menjadi diriku sendiri. Aku. Amelia. Aku tak belajar banyak darimu. Hingga waktu ini datang dan aku tak lagi bisa menyentuhmu. Seharusnya aku tak pernah meninggalkanmu. Seharusnya aku menyadari lebih awal bahwa yang kau lakukan untukku adalah untuk membuatku kuat dan terbungkus baja. Bukan kerapuhan yang terbungkus baja. Kosong. Kini aku berdiri sendiri disini dalam keputusasaanku. Aku ingin mencari dimana jalanku. Jalan yang dulu selalu kau temukan untukku. Aku ingin bukan oranglain yang menemukannya untuk kedua kalinya. Cukup untuk padamu aku merasakan kehilangan. Terimakasih untukmu. Untuk waktu yang selalu kau berikan untukku, bahkan itu lebih dari waktu yang kau miliki. Bukan karena kau memanjakanku. Tetapi karena ketulusan, keikhlasan. Membawaku menjadi orang normal. Yang akan menjadi istrimu, yang melahirkan anak-anakmu dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, tanpa sedikitpun kedendaman. Itu impianmu sebelum aku meninggalkanmu dan kau meninggalkanku selama-lamanya. Terimakasih untuk semuanya Mas. Untuk air mata yang kau teteskan karena hatiku yang membatu. Tetapi air matamu itu sanggup melunakkan batu. Kemanapun kau akan pergi, kemanapun, kapanpun. Aku menunggu untuk waktu yang tepat, kita bisa bersama kembali. Jika memang itu takdirnya. Jawaban yang pantas untuk sebuah penyesalan yang dalam.

Untukmu, Panji Aryo Tegar Prapanca dimanapun kau berada.

Hi, pangeranku. Aku bermimpi untu dirimu dan ketulusanmu, meskipun itu hanya mimpi. Aku yakin kau akan selalu baik-baik saja dengan seperti apa dirimu. Aku tahu betapa kuatnya dirimu. Juga betapa rapuhnya aku. Terimakasih untuk waktu yang sudah kau berikan untukku dulu. Terimakasih untuk kebahagiaan yang sempat kau berikan untukku. Tanpa mengajariku untuk lebih kuat. Tetapi terkadang aku harus mulai menyadari, bahwa aku hanya akan menyiksamu. Aku bukan orang yang tepat begitulah sebaliknya ... terimakasih, untuk Luka dan trauma yang kini kau panggil kembali ... setelah seseorang  susah payah melenyapkannya 7 tahun lalu. Setelah orang itu membuatku harus percaya bahwa tak semua lelaki adalah papa. Terimakasih. Kau menyadarkanku, untuk bisa mencari jalanku sendiri. Karena selama ini aku menggunakan jalann yang ditemukan orang lain untukku. Orang itu kini telah pergi selama-lamanya. Apa kau pernah terpikir ? bagaimana aku membutuhkanmu ? bagaimana aku mencintaimu ? kau bisa mengalihkanku dari seluruhnya yang ada di sekitar hidupku. Kau harus mempercayainya. Tetapi kenyataan yang terpahit juga, kau tak bisa menghargai cintaku. Aku memang selalu menjadi orang yang tak pernah bisa mengerti dirimu. Aku hanya butuh pelukan. Yang hanya kau berikan setelah aku meminta. Ingatkan ? aku hanya butuh kau ada di sisiku, meskipun kau tak akan mengatakan apapun. Tetapi seringkali kau memilih untuk pergi. Aku membutuhkanmu lebih dari apapun. Tetapi kau tak ingin kau membutuhkanmu. Maaf jika aku harus belajar tidak membutuhkanmu. Karena sakit untuk lama bertahan. Sering kali aku dalam kesendirian, dan kau tertawa dengan kebahagiaan disana. Kau terlalu sering meninggalkan aku. Terimakasih untuk semuanya ... tetapi hatiku mati. Kau kembalikan rasa takut itu. Seperti sebelum Mas Eros menutupnya. Dan entah siapa yang akan menutupnya. Selamat jalan cinta. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Semoga kelak kau temukan seseorang yang bisa menerima dan mencintaimu seperti apa yang kuusahakan untukmu. Tak ada lagi kata-kata lebih panjang yang bisa aku ungkapkan. Semuanya habis terkikis. Biarkan waktu yang mengajarimu, suatu saat waktu akan bercerita kepadamu. Seperti waktu 7 tahun lalu yang kini bercerita di kehidupanku. Semoga kelak ada seseorang yang tulus dan ikhlas membantumu bangun dari pelukan penyesalan. Bukan seseorang yang mencacimu dan meninggalkanmu ketika kau tengah menyesal. Seperti apa yang aku rasakan kini. Amin. Jika kau bisa mengetahuinya. Seperti apa. Luasan di hati ini seluruhnya telah terlubangi. Kekecewaan ... kasar ... tak ada waktu. Acuh ... mungkin inilah. Mimpi adalah mimpi. Ketika ternyata 1 tahun ini aku bermimpi, mengapa aku harus bertahan dalam mimpi. Aku harus bangun dan menata kenyataan bukan ? mana yang harus kau dustakan ? aku mengejarmu ... aku menyayangimu ... sepenuh hati. Meski hujan tetap ku lalui dengan basah. Meski jauh tak pernah ku rasakan. Panas ku terjang. Coba kau tanyakan pada dirimu ? apakah kau beanr-benar menyayangiku ? jika iya. Berarti kau hanya menyayangiku. Bukan membutuhkanku, aku yang merasakannya. Semua perlakuanmu. Kurasa cukup adil untuk 1 tahun lebih. Aku tak memandang dalam 1 sisi.