Monday, December 24, 2012

this is my first "Marry Christmas" :D


Hey amelie, this is your first.
This is my first turn. I know and o realistic of my destiny. Oh let me correct it, its should be ‘our’, not for ‘my’. I have heart of stone. That’s song of Iko. I don’t know why I am so happy to listen that when I am writing about you exactly. People said I’m an arrogant, wrath, gluthonny. Do you have any something badly ? fill my worst list. Yes, I’m bad. I’m sorry for that. I have a perfect man maybe. He is just mine. But, I never tired for making ... he feels uncomfortable to live with me, huh ? No, he never tired for that. Better you trust me, I will replay that, HE NEVER TIRED WITH ME !!! YES. ITS MY WISH. SOMETIMES IT IS NOT THE FACT. And I have to realictics.
Sepenggalan english amatir yang membuka tulisan ini. Aku bahkan tak mengerti harus memulai ini dari mana semua ini. Hari ini, 24 Desember 2012. So perfect. Todays damn sexy. Ah benci. Ah ? mengapa harus membenci ? for what ? nothing for that. Ah sudah lupakan. Aku sudah lama tak menulis. Barangkali tulisan yang kemarin hanyalah posting dari beberapa tulisanku yang lama. Yah, mungkin demikian. Emh. Begini, menulis adalah sebuah pelarian bagiku. Jahat bukan ? yah, terserah kalaian ingin berfikir apa emang demikian. Aku suka menulis tapi entah mengapa aku begitu malas melakukan hal yang ku sukai, bahkan. Tak seharusnya demikian untuk orang yang normal. Baiklah, mungkin aku tidak normal ? terimakasih. I have a perfect man and I want people know it. Aku punya dia yang sangat sempurna untukku dan aku ingin semua orang tahu bahwa aku mempunyai orang sempurna di sisiku. Tetapi tak mengerti kenapa ... why ... we just so different. Mengapa kita begitu berbeda, Ya Tuhan ? Ya Allah ? aku ingin tahu seberapa beda Tuhan dan Allah. Dosakah aku berkata demikian ? tak taulah. Aku hanya sekedar berusaha mengetahui bahwa tak seorangpun berhak menghakimi dan mendakwa mana dosa dan seberapa besar dosa itu. Hanya Allah yang maha mengetahui. Hanya Tuhan yang boleh menghakimiku ...
Sayang, aku tahu, akulah yang bersalah. Setiap tahun, kuhabiskan sebulan untuk berpuasa kepada Tuhanku, kau setia menemaniku. Ikut serta didalamnya. Lalu kuhabiskan berlebaran selama hampir sepekan dengan keluarga besarku. Ya tanpa dirimu. Lalu mengapa ? ketika kau meminta 4 hari untuk natalmu aku begitu kejam ? aku seketika berubah menjadi monster yang sangat kejam yang begitu berhasrat memonopolimu. Tapi tenang, aku akan selalu dan tetap belajar. untuk saling melengkapi, saling menghormati, mengasihi ... semua seperti apa yang kita rencanakan :) 
Sesungguhnya aku malah semakin tak memngerti apakah yang ku rasakan ini baik atau sebaliknya. Di kala hubungan kita akan berjalan menjadi setahun berjalan bersama. Aku masih merasakan perasaan yang sama seperti ketika awal saling mencintai ketika kita malah belum saling mengukir luka di hati masing-masing. Malah kurasakan ini terlebih, berlebihan. Aku tak bisa bernafas. Aku tak bisa aku tak bisa. Begitulah yang ku rasakan, yang ku renungkan. Ku habiskan waktu untuk menonton banyak film di rumah sayang, aku ingin sekali mengalihkan perhatianku. Oh tidak, tentu bukan agar aku melupakanmu, tapi agar aku tidak mengganggumu dan membuat ini semakin keruh. Aku sama halnya dengan dirimu. Aku tau kita seperti bercermin. Kita sama. Tak berbeda. Ketika aku merasakan rasa sedih perbedaan ini, aku tahu sesungguhnya kau juga akan merasakan kesedihan yang sama bukan ? tetapi aku tau kau tak sepengecut diriku. Kau akan tetap terbungkus dirimu yang tenang dan selalu menghadapi semua dengan dingin. Heroinku. Aku merasakan dunia ini akan berakhir hanya karena kau tak sedang bersamaku.semua kegiatan yang ku lakukan akan bermuara padamu. Semuanya. Semuanya. Tak satupun tidak. Sebeginikah aku mencintaimu ? aku membenci orang-orang ini, mereka selalu mengatakan aku sedang merajut luka yang semakin besar. Mereka mengatakan aku sedang merakit bom yang akan meledak pada waktunya nanti, hey kalian ! aku hanya ingin kalian mengerti, bahwa aku menjalani hari-hariku dengan kebahagiaan yang menyedihkan. Aku sampai tak tahu harus mengkatagorikan kebersamaan kita ini adalah kebahagiaan atau pesakitan yang kita poles dengan senyuman.
Ya Allah, Ya Tuhan. Tahun ini adalah tahun pertama. Tak seharusnya aku menghadapi tahun pertama ini dengan kerapuhan yang demikian rapuh. Masih ada tahun-tahun di depan yang harus dan menuntut diirku untuk dilalui. Seharusnya aku mempertebal lapisan ini berkali lipat dengan baja.
Aku mencintainya. Alasanku untuk tetap tegar berjuang. Di ujung pohon natalnya, akan ada ketupat lebaran. Karena didalam diriku, ada dirinya. Dan didalam dirinya, ada diriku.


ANYWAY ... MARRY CHRISTMAS FOR MY GOOD BOY, PANJI ARYO TEGAR PRAPANCA. I LOVE YOU SO DAMN ... TOO MUCH. I'M FINE, IT'S GIFT, I HAVE TO THANKFULL.

Wednesday, December 19, 2012

3 Gelas, dan Rose

Malam ini Tuhan menciptakan satu set gelas. Terdiri dari 3 gelas bertangkai yang jernih. Lalu satu teko yang cantik pula. Setiap kali ada sebuah acara, ketiga gelas dan satu teko itu selalu bersama. Hingga suatu malam, digelar pesta megah, lampion bergantungan memancarkan cahayanya yang sayu, angin berhembus tenang. Pelan, membawa seketika. Seorang tamu melihat teko itu, memintanya. Dan membawanya pergi. Tiga gelas tertinggal di atas meja. Hari-hari berikutnya gelas-gelas itu mengonggok kosong tak berdaya. Bagaimana air bisa didapatnya ? tak ada lagi sang teko yang setia menuangkan teh hangat atau minuman semacamnya. Nihil. Waktu memanglah roda yang selalu berputar dan tak pernah berhenti. Dinginnya malam mengikis gelas-gelas itu, teriknya mentari yang menyusup mengungkung gelas-gelas itu. Hingga pada suatu titik yang merambah menjadi sebuah garis retak, yang menghancurkan gelas-gelas itu menjadi pecahan-pecahan kaca. Yang menampung hujan ketika datang, melukai orang ketika menginjaknya ? apakah ini keinginan mereka ? sedangkan mereka sendiri terpecah menjadi beberapa bagian dan tak lagi utuh ?? jelas sekali mereka para pecahan kaca tak menginginkannya ! tetapi siapa yang hendak memungut mereka ? siapa yang ingin memungut pecahan kaca yang meskipun disatukan takkan menjadi sesuatu yang utuh ...

Rosa. Sekali lagi aku mendentumkan nama itu. Oh Tuhan, andai saja aku bukan yang bernama Ralia. Andai saja aku Ebony, aku Shelly, aku Natalie, aku, aku, aku ... siapa saja lah, asalkan jangan Ralia Roseline. Aku masih mengingat ketika malam itu aku melompat dari jendela kamarku untuk mengakhirinya. Namun tak berakhir. Ah tentu saja mereka selalu berupaya membuat diriku hidup meskipun aku tak ingin. Bagaimana mungkin Tuhan bisa sayang kepadaku ? sedangkan untuk mensyukuri setiap jengkal nafas yang diberikanNya kepadaku saja nihil. Aku tak mencerca ataupun menuntut sedikitpun ketika Tuhan memberikan semua ini.
Bagaimana jika kalian menjadi mengetahui sesuatu hal yang telah diketahui pengakhirannya ?? hem.. sulit dibayangkan. Rosa. Aku benci menjadi Rosa. Aku mengetahu pengakhiran dari semua ini, tapi haruskah aku berpura-pura buta ? berpura-pura tuli ? dan berpura-pura tak bernurani ? lalu tetap melangkah ke depan dengan segalanya, hanya dengan landasan aku pasti senang, aku pasti gembira, dan aku membayarnya dengan kehancuran pada ujung jalan yang tengah ku lalui saat ini. Hal ini membuatku berhenti, terduduk, menyandarkan kepalaku sejenak. Adakah satu cara untukku lari ke belakang. Cakrawala. Dimana dirimu. Mata angin. Bawa aku kembali. Sedangkan setiap aku melangkahkan kakiku maka seketika jalan yang kulalui akan terhapus dengan sendirinya. Terhapus menjadi hamburan titik-titik yang menyebar entah kemana. Lalu bagaimana ? aku tak memiliki sayap, aku tak dapat terbang. Haruskah aku tetap berjalan ke depan meski aku tahu semua yang akan ku temui di depan sana ? haruskah aku berpura-pura menjadi tak tahu ? atau aku berhenti di titik ini dan diam mengalah (baca : pecundang). Tentu tidak ?

OH Tuhan ... berikan aku satu permintaan. Aku meminta hidupku ini kembali ke awal sana. Maka ketika aku tahu jalan yang telah ku lewati takkan bisa ku lalui lagi, aku akan lebih berhati-hati. Tetapi permintaanku itu terlalu tak adil bagii semua.

Baiklah.
Mungkin inilah yang disebut takdir. Menjalaninya adalah sebuah keharusan, meski kita tak ingin. Biarkan aku tetap melangkah, semoga di sana akan ku temui keajaiban yang membawa semua ini menjadi sesuatu yang lebih baik.

Aku tersenyum. Lalu melangkahkan kakiku. Kututup mataku perlahan. Aku merasa melayang di udara, cukup lama. Aku merasakan angin kasar menyayat kulitku. Deru teriakan dimana-mana. Aku tak melihat sang teko kembali. 2 gelas yang lain hanya diam membisu menahan pedih. Hingga aku merasa tak merasakan apa-apa lagi di dunia ini, bau menyengat seperti karat menohok indra penciumanku yang mulai melemah, aku ingin sedikit membuka mataku, aku melihat pecahan-pecahan kaca bertinta darah dimana-mana. Aku masih tersenyum ...
Lihat apa yang akan ku temui setelah massa ini ...

Life of Learning

langit. ketika langit itu tak seindah langit kemarin ?adakah yang bisa kita lakukan ?aku. tak ada yang bisa ku lakukan selain menunggu kembali.menunggu langit itu kembali indah seperti kemarin.meskipun itu suatu ketidakpastian yang sangat utuh :)


jatuh. jatuh adalah hal yang pastinya akan dirasakan oleh setiap insan manusia.jatuh adalah yang mengajari kita bagaimana untuk lebih waspada.jatuh mengajari kita bagaimana untuk bertumpu lebih lama.aku. aku pernah jatuh. bukan sekali, duakali, atau tigakali.untuk yang kesekian kali.ku patrikan dalam degup jantungku sendiri.untuk tetap berlari ketika darah mengucur perih.karena ketika aku tetap berlari, aku akan menjadi manusia yang lebih kuat untuk berpijak disini.


luka. luka bukan suatu hal yang bisa kuta tanggapi hanya secara duniawiterkadang luka rohani lebih perih dari sekian luka duniawi.aku. ya, pastinya aku juga pernah merasakan luka.ketika aku tetap berbicara, namun tak ada makna.ketika aku berlari, namun tak kurasa aku diam.ketika aku bernafas, tak merasakan sejuknya udara yang ku hirup.


hampa. ini semua berkaitan dengan hampa.perasaan kosong yang terlalu mematikan hasrat untuk segalanya.sangsai memang. ketika hampa bertaburan di padang hati yang luka.serasa hanya ingin terus berbaring menyelami betapa sakitnya hati yang ada.tanpa ingin beranjak atau kembali meniti bianglala.


kecewa. mata tombak utuh menghujam jantung hati.ketika keinginan kita didapuk ketidakpastian.atau ketika apa yang kita harapkan tak menjadi nyata ...


Life of learning something is always need time and never ending.

HARI-HARI INI, DAN ESOK.

kau pengacau.
sudut mana yang ingin ku tusuk untukmu.
aku tak tahu.

benang-benang yang dulu ku pintal perlahan ...
ku ikat dengan segenap asa yang berpendar.
atau serpihan kaca yang ku kumpulkan dengan luka berdarah.

semua itu bagai bejana pecah yang tak pernah utuh kini
semua itu bagai untaian benang kusut yang tak pernah rapi kini

tak ada kebencian sebesar kebencian yang ku rasakan saat ini.
hanya waktu yang masih menjadi tumpuan diriku untuk berharap.

Tuhan,

aku beryakin bahwa Kau tak pernah tidur.

suatu saat akan kau bukakan tabir yang menutupi kebusukkannya itu jika memang ia adalah bangkai yang bersembunyi.
tetapi rasa sakit hati yang menguras dan merangrang ini.
bukanlah suatu luka yang serta merta ada dalam sehari,
luka ini adalah luka yang kau gores tiap menit lisan dan sikapmu.

karma,
i have list people you ve missed.