13-1-2013
cantik bukan ? secantik tanggung jawab yang kini ku pegang bersama yang lainnya. aku tak berharap untuk bisa menjadi seseorang pemuas. aku hanya akan berusaha menjadi pengambil keputusan atau penengah suatu permasalahan yang terbaik untuk semua pihak.
congrats, RISDA AMELIA PUTRI NASUTION
KETUA HM S1 PETERNAKAN TERPILIH UNTUK PERIODE 2013
life is life. destiny is destiny. dream is dream. wish is wish. live with reality isn't easy thing to talk to. its need to be brave, to be real, focus, and risk acceptance. Lets begin the journey !
Monday, January 14, 2013
Wednesday, January 9, 2013
this day to fight and go
masa yang telah berlalu adalah sebuah kepastian yang tak dapat dirubah.
masa depan adalah sesuatu yang masih bisa diperjuangkan sesuai apa yang kita inginkan. hanya itu yang selalu ku tekankan berulang-ulang untuk kembali berdiri menjalani hari-hari selanjutnya.
aku memang pernah menjadi bagian dari masa lalu. tetapi kata pernah menggambarkan sesuatu yang terkadang tidak dapat diulangi kembali. yang lalu bukanlah suatu kebodohan akan perlakuan. tetapi kenangan yang memang pernah terjadi dan tak harus dibohongi. tetapi hidupku terus akan berjalan dan berlanjut meskipun kenangan itu sudah mati dan berlalu. kepastiannya adalah aku akan tetap menjalani kehidupan pada rel kehidupan yang seharusnya dan sesungguhnya, aku boleh saja menyesal atas apa yang terjadi dalam masa lalu dan masa kini, namun hal itu semata-mata hanya untuk membuat diriku semakin bertakwa dan berfikir dalam memutuskan segala hal agar tidak kembali menyesal atau mengulang kesalahan yang sama.
hari ini adalah waktunya berlari ...
hari ini adalah saatnya mencintai apa yang ada di atas telapak tangan kita ...
KEEP FIGHT AND GO ON !
Saturday, January 5, 2013
berserakan
Hari ini, air tubuhku menetes
padu.
Tak dapat ku paparkan lagi
beda peluh dan tangis mataku.
Ada letih, meretas bebas lepas
...
Ada kecewa, menggenggam
serpihan segantung asa.
Merasa tenggelam
Menyelami lautan hitam penuh
inferi.
Tertarik, terdorong, teriris,
terluka.
Menyelami betapa pekat
junjungan takdir manusia.
Berusaha memadukan harapan
yang kau berikan lalu kau tinggal.
Masih berusaha mengerti lepas
yang memang tak ku dapat.
Hanya seperti menggenggam
sesuatu yang sebenernya sudah tak utuh lagi.
Runtuhan yang terus tersusun
rapi membayang
Aku terus berlari menyusuri
setapak ilalang
Sadarku mengoyak dirimu yang
tak pernah hilang
Sering ku tanamkan untuk
beranjak, laga yang berang ...
Ajari aku, mencari tumpuan
untuk terbang ...
Semua ini akan berakhir.
Seperti batas cakrawala yang
menutup sinaran pagi.
Apapun itu aku akan terbang
Tak patah arah meskipun sayap
tak punya
Dedicated to you, Muhammad Abdur Rosyid.
Aku ingin sekali
hari ini adalah terakhir kali aku menuliskan namamu. Aku begitu mengetahui
namamu adalah nama yang telah terukir dan akan diselimuti kenangan. Nama yang
telah tergores dalam dan kekal di atas batu nisanmu. Dan kau yang tertidur
pulas di dalam pusara terakhirmu. Adakah yang harus aku lakukan yang lebih baik
daripada mendoakanmu, Mas ? Kau begitu siap melewati hari itu. Begitu siap.
Hari ini hari ke 3
kau pergi dan tak lagi di dunia ini. Setelah 3 Januari 2013 di RST Gatot
Subroto Jakarta. Kau menghembuskan nafas terakhir untuk kami semua ... Aku
begitu bangga kau menjadi seseorang yang begitu kuat di akhir hidupmu. Meskipun
dulu aku sempat mencerca dirimu yang begitu lemah hanya karena aku meninggalkanmu.
Tetapi aku begitu bangga, kau telah membayar segala caci yang dulu pernah ku
ungkapkan padamu. Kerapianmu, kerapianmu dalam bertakwa kepada Allah SWT
menjadikanmu pribadi yang begitu kuat menghadapi hari akhirmu. Ketika Israil
mendatangimu dan menyatakan bahwa harimu di dunia ini telah berakhir. Kau
menyempatkan menjauhkan kami yang kau sayangi agar tak menyaksikan betapa
sakitnya saat nyawa kita bergulir keluar dari tubuh rapuh ini. Aku sering
berfikir, kau begitu tega tidak menghubungiku bahkan tidak memberikanku
kesempatan untuk bersikap baik di hari akhirmu, setidaknya untuk membalas
budimu kepadaku. Tetapi aku juga menyadari, hal ini kau lakukan karena kau
begitu mengasihiku, kau tak ingin melihatku semakin sakit dan semakin terluka
kehilangan dirimu karena cerita baru yang ku ukir. Kau membiarkanku menangisi
kenangan beberapa tahun lalu daripada aku harus menangisi kenangan beberapa
bulan lalu. Terima kasih. Kau begitu bijak menentukan langkahmu. Aku tidak
mengerti bagaimana sakitnya menahan rasa sakit sendirian, tetapi kau
melakukannya dengan sangat berani dan sangat rapi. Mungkin tahun 2003 pertama
kali aku mendengar namamu, kemudian tahun 2013 aku berkata “aku pernah
mengenalmu bahkan menjadi begitu dekat denganmu.” Angka 3. 10 tahun yang ku sia-siakan.
Tapi inilah takdir. Yang tidak hanya harus aku terima namun juga aku wajib
menerimanya dengan lapang dada. Karena apapun itu, Allah SWT menginginkan itu
yang terbaik untuk kita semua. Bunga mawar yang dulu ... aku ingat kau lah
orang yang sering memberikanku hal pertama namun kau juga yang selalu ku
lupakan karena kebencianku. Sekarang aku menyadarinya, betapa aku membencimu
hanyalah selubung tipis yang berpadu dengan rasa gengsi yang selalu ku junjung
tinggi. Tuhan begitu keras mengajarkan kepadaku. Dan aku ingin belajar. Aku tak
ingin merasakan perasaan beku dan hampa seperti ini, Mas.
Aku tak sanggup
menuliskan kenangan-kenangan yang sangat berharga yang pernah kita lalui.
Tetapi beberapa yang akan kekal abadi adalah bagiaman caramu menjadi seorang
kakak yang baik untukku. Bagaimana caramu menjadi ayah yang baik untukku.
Meskipun kau orang lain kau begitu mencintaiku dan lebih menyayangiku. Kau
ajari aku mengaji, kau yang menjeputku ketika semua sibuk dengan urusannya. Kau
yang meredamkan amarahku ketika aku merasa benci untuk sekedar hidup.
Terimakasih. Telah menajdikan aku amelia yang sekarang. Betapapun baik atau
buruknya diriku. Kau pernah membentukku untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
Mas. Adek tidak akan melupakannya.
Aku terkesan bodoh
untuk semua ini. Aku menuliskan segala hal tentangmu bahkan aku tak tahu apa
kau akan membacanya atau tidak. Tetapi aku hanya berusaha tidak menyesali
karena tidak pernah mengatakannya. Tak ada yang aku punya lagi tentangmu selain
pecahan-pecahan kenangan yang masih tersimpan tanpa sengaja ku simpan. Salah
satunya adalah surat ini Mas, 8 Agustus 2007.
Aku benar-benar
seperti orang tolol saat ini. Aku merasa tak pernah benar-benar membacanya
dulu. Baru sekarang saat waktu tak mengijikan aku bisa membalasnya, aku ingin
membalasnya ... begitu ingin. Ku tuliskan disini, Mas. Surat balasanku yang
ingin kau baca. Semoga kau membacanya ... dari atas langit nan jauh disana ...
bacalah dan yakinlah aku menulisnya dengan keadaan begitu sadar dan penyesalan
yang dalam. Tersenyumlah dari atas sana. Akan kuusahakan yang terbaik dalam
sisa hidupku yang mungkin lebih panjang daripada dirimu ... akan ku manfaatkan
usia ini menjadi semestinya ...
Meskipun aku
menangis meminta waktu 1 menit untuk melihatmu berdiri dan begitu hidup, semua
itu tak akan mampu. Aku hanya bisa menyimpanmu di hati kecilku dan menanamkan
bahwa aku pernah mencintaimu dan kau pernah mencintaiku. Dan saat ini adalah
saatku menumpahkan segala yang ingin ku tumpahkan lalu saatku bangun kembali ke
kehidupan yang sempat aku tinggalkan ... selamat jalan. tulisanku tak akan pernah cukup menggambarkan bagaimana yang tengah ku rasakan. selamat jalan ya mas.
a little goodbye
Aku adalah tulang rusuk yang hilang.
Aku adalah tulang rusuk yang mencari tubuhku
yang menaungiku.
Aku adalah pencari kehidupan untuk
menyempurnakanku dan menuntunku kembali kepada Sang Pencipta.
Aku tahu, kau juga mencariku, mencari bagian
dari dirimu yang hilang.
Kamu, adalah lelaki dengan tulang rusuk
lengkap.
Kau tak kehilangan satu tulang rusukmu.
Ya, karena kau meninggalkan kami semua tanpa
terlengkapi karena kau memang utuh.
Aku berbahagia pernah merasa menjadi rusukmu yang
hilang, meskipun hanya sementara.
Tak ada kata yang lebih indah daripada selamat
tinggal yang harus ku ungkapkan.
Dan aku yang harus kembali ke kehidupanku yang
dulu.
Kesedihan yang tak pernah terbayarkan adalah
melihatmu terbujur kaku membiru.
Melihat senyummu membeku kekal.
Melihat pita suaramu mengkaku dan tak akan
lagi ku dengar suaramu.
Semua tentangmu membeku menjadi kata ‘pernah’
dan kenangan yang tak akan pudar.
Kini dirimu terbujur membisu di bawah tanah
merah itu ...
Kini dirimu tertidur pulas untuk
selama-lamanya ...
Menyatu bersama dinginnya air hujan dan
basahnya tanah di luar sana.
Selamat jalan. Aku yakin kau bahagia seperti
ini daripada menahan rasa sakitmu.
BCL saat kau pergi
Once dealova
Richard Marx Right here waiting
Scorpions Wind of change
Lala Karmela 1 jam saja
Snowy Lullaby
Semuanya akan baik-baik saja.
Begitulah aku memulai beberapa hari caraku membuka mata setelah tertidur
semalam. Mempunyai kesempatan untuk menulis kembali adalah beberapa waktu yang
telah ku lewatkan kemarin. My heaven breeze ... yang kemudian menjadi snowy
lullaby. Sedikit lebih baik atau lebih buruk bahkan aku belum mengetahuinya
secara pasti. Tetapi rasanya ya seperti ini. Entah bagaimana caraku bangun dan
berdiri. Tetapi bayanganmu benar-benar berhasil mengekal dalam keseharianku. Snowy,
bersalju. Begitulah yang kini tengah ku rasakan. Di tengah-tengah kehangatan
orang yang sangat mencintaiku saat ini, aku juga merasakan gumpalan-gumpalan es
salju yang terus terjatuh dan melumat api, menyelimuti hatiku yang menganga
lebar. Begitukah caramu menyembuhkan luka di hati ini ? dengan salju yang deras
menyelimuti luka dan mematikan segala rasa yang ku rasakan selama ini. Lullaby,
aku selalu ingin terpejam. Tetapi banyak hal yang mengitari pikiranku ketika
aku ingin terpejam. Mulai dari ketakutanku tak akan bangun lagi, mulai
ketakutanku bertemu denganmu, atau ketakutan-ketakutan lainnya. Ketakutanku
untuk bertemu denganmu adalah sama besarnya dengan keinginan untuk bertemu dan
membelai wajahmu lagi. Sesekali aku menarik diriku sendiri ke dalam kenyataan
yang bergulir bahwa kau telah tenang dan telah berlalu. Tapi kenangan adalah
teman sekaligus musuh yang terus memaksaku berkubang hampa menanti waktu yang
tak akan terulang kembali. Aku begitu menyadarinya. Sangat menyadarinya bahwa
aku berhenti di dalam satu titik sedangkan aku tahu waktu tidak berhenti
bersama pemberhentianku. Waktu tetap bergulir dan tak ada yang dapat
menghentikannya entah betapapun caranya. Setiap hari aku memecahkan es es yang
membatu dalam hatiku sendiri. Aku membutuhkan banyak pengertian dari orang di
sekitarku. Belakangan ini aku menyadari, betapa egoisnya diriku. Lekuk wajahmu
masih sangat utuh di dalam ingatanku, caramu menggenggam tanganku juga masih
sangat jelas di ingatanku. Aku benar-benar menjadi si brengsek saat ini. Di
kala seseorang begitu mencintaiku malah aku menangisi masa lalu yang sudah jauh
ku tinggalkan hanya karena ia pergi selamanya. Aku sendiri tak mengerti
bagaimana caranya dan mengapa. Bertahun-tahun aku tak berkomunikasi dengamu,
bertahun-tahun juga aku tak melihatmu. Tetapi mengapa ketika aku harus
melihatmu terbujur kaku sedemikian hebat kamu mengoyak perasaan dan pikiranku.
Aku dan dirimu adalah sama. 2 makhluk yang sama-sama ingin menjalani kehidupan
yang tenang pada atmosfer dan rel kehidupan yang begitu berbeda. Aku menyesal
adalah kepastian. Tetapi menyesalinya sepanjang hidupku adalah hal yang
seharusnya tidak ku lakukan. Akan ku cari jalan itu, jalan untuk kembali ke
kenyataan yang berjalan. Kan ku kejar jarum kehidupan yang terus berlalu. Aku
tak ingin ikut membusuk tidak dengan takdirku.
a little just a little.
"Kemana hujan pergi hari ini ? Sejenak menggoda siang yang gerah lalu hilang saat malam tengadah ? seperti cintamu yang hilang begitu saja" *MAR
salah satu penggalan sajak yang pernah ia tuliskan untukku ...
aku memang pernah menyalahinya ...
namun tidak demikian saat ini dan kemarin.
tetesan air matapun tak akan membangunkan dirinya yang tertidur pulas ...
raungan ratap sesal ini hanya akan membuatnya semakin tak tenang.
ku tata perlahan segala yang berserakan,
kapal yang pernah ku tumpangi kini karam selamanya.
tetapi aku terselamatkan meskipun harus terombangambing diantara reruntuhan kenangan.
setidaknya aku mengetahui sebuah kepastian,
bahwa aku berdiri dengan kedua kakiku sendiri di kapal yang berbeda.
kesedihan ini boleh saja mengungkungku untuk beberapa hari.
namun aku tetap akan kembali berlari karena aku tak ingin kehilangan kembali.
hanya berusaha menjaga sesuatu yang masih ada di genggaman tanganku ...
belajar menghargai.
sesuatu yang terasa tak berarti namun begitu berarti.
jarum kehidupan
tahun berlalu ...
lembaran baru kini terbuka ...
masa lalu adalah kenangan yang tak akan pernah usang termakan tajamnya jarum kehidupan yang berjalan. namun masa depan adalah tetesan mimpi yang harus dikejar dan direalisasikan.
belum bisa menuliskan lebih banyak daripada ini. sesungguhnya banyak sekali yang ingin aku sampaikan dan aku tumpahkan. hanya saja mungkin tidak sekarang.
tetapi tiga januari tahun ini adalah januari yang berat untuk kupahami. banyak yang harus kupelajari tentang bagaimana tidak meratap pada kenangan, bagaimana untuk bangun dari kesedihan yang dalam. kehilangan adalah sebuah pelajaran berharga. aku hanya tak ingin terus berlarut, aku ingin kembali mengejar masa depan dan menghargai kehidupanku dan hidup semua orang yang ada disekitarku. selamat jalan mas ros. selamat jalan ...
aku adalah salah satu dari sekian yang berserakan karena kepergianmu. tapi aku mengerti betapa bersedihnya dirimu apabila harus melihatku demikian rapuh. beribu alasan yang mengharuskan aku berdiri kembali dan tidak terjatuh seperti ini. aku akan tetap mengenang dan menghargai kenangan kita. suatu saat nanti akan ku tuliskan semua kenangan itu, agar tak hanya membeku dalam ingatanku tetapi juga dalam deretan alfabetis yang indah.
lihatlah, aku berdiri. aku bangkit. dan aku meneruskan hidupku. karena aku tahu, hidupmu berhenti, tetapi tidak hidupku yang ku hentikan dan berusaha mengehentikan serta kehidupan disekitarku ...
Subscribe to:
Posts (Atom)