Siapa yang tidak mengenal Mak Yati ? sejak hari raya idul
adha kemarin namanya terus disebut di layar kaca. Ya, wanita tua asal pasuruhan
yang merantau di ibukota sebagai seorang pengorek sisa-sisa kehidupan di
jalan-jalan ibu kota ini beberapa waktu lalu melakukan hal yang mungkin akan
sulit dipercaya bagi manusia di tengah-tengah krisis moneter di bangsa ini. Ia
tidak melakukan yang bisa dilakukan para bos besar di negeri ini, iya melakukan
hal yang seharusnya menjadi kewajiban para bos besar di negeri ini.
Wanita tua ini melakukan kurban berupa 2 kambing di masjid
sekitar gubuknya di ibu kota. Lalu bagaimana wanita tua yang serba kekurangan
ini bisa berbagi dengan yang sama-sama kekurangan ... saya hanya berfikir,
andai saja ada 1000 orang yang memiliki jiwa seperti Mak Yati, mungkin
Indonesia tidak menjadi negara dengan lautan pengemis.
“Ya saya cuman kepengen berbagi saja ... Saya selalu
mendapat zakat ... Saya hanya ingin juga berbagi tidak hanya menerima ...”
begitulah tutur wanita tua ini. Betapa tidak ? ketika ia sedang kesusahan ia
masih memiliki keinginan untuk berbagi dan tidak hanya menengadahkan tangannya
untuk menerima. Sungguh mulia !
Bahkan saya berpendapat tanggapan pengurus kurban di masjid
yang menerima saja sedikit melecehkan, seperti halnya kurban tersebut bukan
dari Mak Yati tapi hanya titipan semata. Wallahua’lam. Kita tidak sepatutnya
berburuk sangka. Wanita yang rambutnya sudah memutih ini mengaku ia
mengumpulkan modal untuk berkurban sejak 3 tahun lalu. Ia hidup dari berhutang
makan, kopi, dan kebutuhan lain yang kemudian akan ia bayar setelah rongsokan
yang ia cari terjual. Kemudia uang sisa dari membayar hutang yang jumlahnya
mungkin hanya Rp. 1500,00 sampai Rp. 2500,00 dikumpulkan dan ditukarkan dengan
emas di pasar walau beratnya hanya setengah gram. 3 tahun ini, emas yang ia
kumpulkan sudah mencapai 10 gram dan niatnya dibulatkan untuk menukarkan dengan
2 ekor kambing.
Tindakan Mak Yati ini menggugah menteri sosial negara kita.
Mentri sosial memberikan uang tunai sebesar Rp. 5.000.000,00 dan 1 unit rumah
akan dibangunkan untuk Mak Yati di Pasuruan. Namun Mak Yati menolak tawaran
tersebut karena di Pasuruan Mak Yati tidak memiliki saudara lagi.
No comments:
Post a Comment