Hari ini, air tubuhku menetes
padu.
Tak dapat ku paparkan lagi
beda peluh dan tangis mataku.
Ada letih, meretas bebas lepas
...
Ada kecewa, menggenggam
serpihan segantung asa.
Merasa tenggelam
Menyelami lautan hitam penuh
inferi.
Tertarik, terdorong, teriris,
terluka.
Menyelami betapa pekat
junjungan takdir manusia.
Berusaha memadukan harapan
yang kau berikan lalu kau tinggal.
Masih berusaha mengerti lepas
yang memang tak ku dapat.
Hanya seperti menggenggam
sesuatu yang sebenernya sudah tak utuh lagi.
Runtuhan yang terus tersusun
rapi membayang
Aku terus berlari menyusuri
setapak ilalang
Sadarku mengoyak dirimu yang
tak pernah hilang
Sering ku tanamkan untuk
beranjak, laga yang berang ...
Ajari aku, mencari tumpuan
untuk terbang ...
Semua ini akan berakhir.
Seperti batas cakrawala yang
menutup sinaran pagi.
Apapun itu aku akan terbang
Tak patah arah meskipun sayap
tak punya
No comments:
Post a Comment