Semuanya akan baik-baik saja.
Begitulah aku memulai beberapa hari caraku membuka mata setelah tertidur
semalam. Mempunyai kesempatan untuk menulis kembali adalah beberapa waktu yang
telah ku lewatkan kemarin. My heaven breeze ... yang kemudian menjadi snowy
lullaby. Sedikit lebih baik atau lebih buruk bahkan aku belum mengetahuinya
secara pasti. Tetapi rasanya ya seperti ini. Entah bagaimana caraku bangun dan
berdiri. Tetapi bayanganmu benar-benar berhasil mengekal dalam keseharianku. Snowy,
bersalju. Begitulah yang kini tengah ku rasakan. Di tengah-tengah kehangatan
orang yang sangat mencintaiku saat ini, aku juga merasakan gumpalan-gumpalan es
salju yang terus terjatuh dan melumat api, menyelimuti hatiku yang menganga
lebar. Begitukah caramu menyembuhkan luka di hati ini ? dengan salju yang deras
menyelimuti luka dan mematikan segala rasa yang ku rasakan selama ini. Lullaby,
aku selalu ingin terpejam. Tetapi banyak hal yang mengitari pikiranku ketika
aku ingin terpejam. Mulai dari ketakutanku tak akan bangun lagi, mulai
ketakutanku bertemu denganmu, atau ketakutan-ketakutan lainnya. Ketakutanku
untuk bertemu denganmu adalah sama besarnya dengan keinginan untuk bertemu dan
membelai wajahmu lagi. Sesekali aku menarik diriku sendiri ke dalam kenyataan
yang bergulir bahwa kau telah tenang dan telah berlalu. Tapi kenangan adalah
teman sekaligus musuh yang terus memaksaku berkubang hampa menanti waktu yang
tak akan terulang kembali. Aku begitu menyadarinya. Sangat menyadarinya bahwa
aku berhenti di dalam satu titik sedangkan aku tahu waktu tidak berhenti
bersama pemberhentianku. Waktu tetap bergulir dan tak ada yang dapat
menghentikannya entah betapapun caranya. Setiap hari aku memecahkan es es yang
membatu dalam hatiku sendiri. Aku membutuhkan banyak pengertian dari orang di
sekitarku. Belakangan ini aku menyadari, betapa egoisnya diriku. Lekuk wajahmu
masih sangat utuh di dalam ingatanku, caramu menggenggam tanganku juga masih
sangat jelas di ingatanku. Aku benar-benar menjadi si brengsek saat ini. Di
kala seseorang begitu mencintaiku malah aku menangisi masa lalu yang sudah jauh
ku tinggalkan hanya karena ia pergi selamanya. Aku sendiri tak mengerti
bagaimana caranya dan mengapa. Bertahun-tahun aku tak berkomunikasi dengamu,
bertahun-tahun juga aku tak melihatmu. Tetapi mengapa ketika aku harus
melihatmu terbujur kaku sedemikian hebat kamu mengoyak perasaan dan pikiranku.
Aku dan dirimu adalah sama. 2 makhluk yang sama-sama ingin menjalani kehidupan
yang tenang pada atmosfer dan rel kehidupan yang begitu berbeda. Aku menyesal
adalah kepastian. Tetapi menyesalinya sepanjang hidupku adalah hal yang
seharusnya tidak ku lakukan. Akan ku cari jalan itu, jalan untuk kembali ke
kenyataan yang berjalan. Kan ku kejar jarum kehidupan yang terus berlalu. Aku
tak ingin ikut membusuk tidak dengan takdirku.
No comments:
Post a Comment