Menembus jelaga.
Mengarungi seberapa
panasnya.
Ingin menembus lapisan ke
berapa?
Dalam sebuah petualangan?
Jika memang
merupakan garisan Tuhan?
Mengapa harus
menyakitkan?
Siapa yang ingin
merasakan?
Rasanya terbakar
api menyala?
Cinta yang tak
pernah dapat dimengerti.
Aku pun hanya
yang biasa.
Yang tak bisa
tahu,
Apa dibalik tabir
itu? Apa disana?
Aku hanya selaksa
gerikil kecil.
Yang senantiasa
mengikuti arus sungai.
Saat jernih, ku
menikmatinya.
Tapi ketika
keruh, aku pun tetap menjalaninya.
Mungkin aku
memang yang termunafik.
Yang tak pernah
bisa jujur pada rasaku.
Dan aku pun tak
pernah tau,
Kemana ku bawa
kemudi ini?
Aku hanya sebatas
masih mencari.
Dimana jati diri.
Dan dimana aku
bisa tahu.
Apa itu hidup?
Dan bagaimana untuk hidup?
Tak menjadi
benalu.
Tak menjadi
pengganggu.
Tak menjadi
penumpang.
Tak menjadi
perusak.
Bintang tanpak
terang…
Ketika ku
tengadah kesana,
Mencari sebuah
jawaban.
Atas rangkaian
mimpi,
dan semua yang
ada di hidupku.
Menggugat randuh…
Tersungkur di
sekat kebisingan…
Atas semua yang
menderit kalbuku…
Pengoyak batinku.
Melepas temali
pati yang terikat.
Yang dirasa akan
selamanya.
Tetapi mengapa
mengendur tiba-tiba?
Sungguh aku tak
mau menjadi penyebabnya.
No comments:
Post a Comment